REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebelum kick-off pada laga pembuka Grup E Piala 2022, Rabu (23/11/2022) malam WIB, para pemain timnas Jerman kompak menutup mulut mereka selama sesi foto tim. Gestur itu dilaporkan sebagai bentuk protes Der Panzer atas larangan FIFA soal penggunaan ban kapten lengan 'OneLove' dengan motif pelangi.
Bagi sebagian warganet, hasil akhir laga 1-2 untuk kemenangan timnas Jepang sebagai 'azab' atas dukungan Jerman terhadap LGBT. Kata azab pun sempat trending di media sosial Twitter pada Rabu malam tak lama setelah peluit akhir dibunyikan wasit.
Hingga berita ini ditulis, sedikitnya sudah ada hampir 7 ribu cuitan yang menggunakan kata dan tagar azab. Sementara, kata OneLove sendiri tercatat 57 ribu cuitan.
Baca juga : Jerman Kalah dari Jepang, Thomas Mueller Mengaku Bingung Seusai Laga
"Akibat OneLove, negara ini hanya mencetak OneGoal. Azab itu nyata," kata akun @BolaBolaAja.
"Pengen bilang ini azab tidak mematuhi peraturan tuan rumah. Jerman harus belajar hal sederhana seperti 'apa itu norma?'. Hanya norma," kata ucap akun @B_melOdramatic.
Adapun, timnas Jerman dalam pernyataan resmi mereka mengatakan, 'OneLove' bukanlah gerakan politik. Mereka menilai bahwa hak asasi manusia tidak bisa ditawar-tawar. Hak asasi itu, haruslah sesuatu yang sudah seharusnya dimiliki, Tetapi menurut timnas Jerman, kenyataannya belum.
"Itulah mengapa pesan ini sangat penting bagi kami. Melarang kami menggunakan ban lengan sama saja melarang kami bersuara. Kami tetap pada pendirian kami," tegas Jerman dalam keterangan resmi mereka.
It wasn’t about making a political statement – human rights are non-negotiable. That should be taken for granted, but it still isn’t the case. That’s why this message is so important to us.
Denying us the armband is the same as denying us a voice. We stand by our position. pic.twitter.com/tiQKuE4XV7
— Germany (@DFB_Team_EN) November 23, 2022
Baca juga : Pelatih Jepang Ungkap Kunci Kemenangan Timnya Atas Jerman